watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita Sexs
Jenuh Membawa nikmat

Namaku Erick (bukan nama asli), sebelumnya
aku terima kasih atas dimuatnya ceritaku
beberapa waktu yang lalu, kali ini aku akan
menuliskan pengalamanku lagi, yang mana itu
terjadi baru kemarin malam. Oh ya satu hal lagi,
saya minta maaf kalo seandainya kalimat-kalimat
yang saya sajikan kurang beraturan. Maklumlah,
bukan pujangga.
Rabu, 25 April 2001, kira-kira pukul 07:00
malam, saat itu aku lagi lembur di kantor. Jenuh
dengan keadaan, akhirnya aku keluar kantor dulu
sebentar, ya sekedar cari angin atau kasarnya
cuci mata kali ya. Akhirnya mobil kuparkirkan di
pelantara pusat pertokoan yang ada di tengah-
tengah kota kembang. Wahh, seger juga nih,
jadi tidak BT lagi. Sambil berjalan menelusuri
trotoar, aku melihat beberapa produk yang
dipajang di etalase, secara kebetulan, mataku
tertuju ke stan penjualan produk alat-alat
kosmetik. Mataku tidak lepas memandang sosok
tubuh yang rasanya seperti kukenal. Dengan
ragu-ragu aku hampiri juga stan kosmetik itu.
Tidak jauh dari stan itu, aku diam dulu beberapa
saat sambil memeperhatikan sosok tubuh yang
rasanya kukenal.
Setelah yakin kalau sosok tubuh itu adalah orang
yang kukenal, dengan hati berdebar kupanggil
namanya.”Wi..! Kamu Dewi khan..?” kataku
sambil menunjuk ke arahnya.Sosok tubuh yang
kupanggil namanya merasa kaget juga
mendengar panggilanku. Untuk beberapa saat
dia memandang ke wajahku sambil
mengernyitkan keningnya. Dalam hati mungkin
dia sedang mengingat-ngingat, yang pada
akhirnya.”Erick..? Kamu Erick..?” katanya dengan
wajah yang agak keheranan.
“Yup..! kirain udah lupa, Wi..,” kataku sambil
menyodorkan tanganku.”Ya nggak akan lupa
dong Rick, gimana kabarnya..?” katanya sambil
menyambut uluran tanganku.”Baek-baek Wi.
Kau sendiri gimana..?” kataku.”Baek juga Rick..,”
ucap Dewi sambil menyibakkan rambutnya
yang panjang sebahu.
Perlu diketahui, Dewi (bukan nama sebenarnya)
ini adalah teman SMA saya dulu, orang tuanya
tingal di Jakarta. Di kota kembang ini dia tinggal
dengan kakaknya yang kebetulan mereka ini bisa
disebut anak kost. Dewi punya perawakan
lumayan tinggi, dengan tubuh yang cukup ideal
(di mataku), hidung yang mancung, dan buah
dadanya yang lumayan juga ukurannya. Kami
mengobrol bermacam-macam, tentang seputar
masa SMA dulu. Tidak terasa, jam sudah
menunjukkan pukul 09:00malam, dan pada jam
itu dia akan pulang. Dengan penuh keyakinan,
kutawarkan dia untuk pulang sama-sama,
karena kebetulan dia pulangnya sendiri.
Sebelum aku mengantar dia ke tempat kostnya,
aku ajak dia untuk makan dulu. Dia menerima
tawaranku, setelah itu baru kuantar dia ke tempat
kostnya.”Ke dalem dulu Rick..!” katanya.
“Makasih Wi.., lain kali aja deh.., lagian khan ada
Kakakmu..!” kataku sambil memperhatikan
jamku, yang mana pada waktu itu menunjukkan
pukul 22:30.”Kakakku lagi ke Jakarta Rick.., Aku
cuma sendirian disini. Ayo dong Rick..! Masuk
dulu..,” pintanya merajuk.Akhirnya aku masuk
juga ke dalam, “Bentar aja ya Wi.., Aku ada
kerjaan nih di kantor, mana mata udah ngantuk,
cape lagi..,” kataku sambil tanganku memijit
pundakku sendiri karena pegal.Dewi
menganngguk sambil tersenyum, kemudian dia
menuju ke belakang untuk mengambil
minuman.
“Santai aja dulu Rick.., Aku mo mandi dulu ya,
gerah nih..!” katanya sambil menyodorkan
minuman untukku.Lalu aku duduk di kursi dekat
tempat tidurnya.”Lama juga nih mandinya.
Dasar perempuan..!” aku menggerutu dalam
hati.Kemudian aku berdiri sebentar, karena pegel
juga kalau duduk terus. Akhirnya aku rebahan
juga di tempat tidurnya, cape sekali badanku
rasanya. Kemudian kulihat Dewi keluar dari
kamar mandi. Dia hanya memakai celana pendek
dengan t-shirt warna putih. Rambutnya basah,
mungkin habis keramas. Kemudian dia duduk di
depan meja riasnya sambil mengeringkan
rambutnya.
“Muka Kamu kok keliatan cape Rick..?” kata Dewi
membuyarkan lamunanku.”Iya nih Wi.., Aku
cape banget hari ini, mana kerjaan masih
banyak.” ketusku.”Ya udah, istirahat aja dulu.
Santai aja.., Aku pijitin, mau nggak..?” kata Dewi
sambil melangkah ke arahku.”Bener nih, mau
mijitin..?” kataku setengah tidak percaya.”Masa
Aku boong Rick. Ya udah.., Kamu tengkurap
aja.. Terus buka dulu kemeja Kamu dengan
kaosdalamnya.” katanya.Bagai kerbau dicocok
hidung, aku menurut saja, terus kutelungkup,
lalu Dewi mulai memijitiku, mulai dari pundak
terus ke punggung. Pijatannya lembut sekali,
rasa lelah dan kantukku mulai hilang, malah yang
ada sekarang darahku justru mengalir begitu
cepat. Batang kemaluankuperlahan-lahan mulai
tegang, aku jadi salah tingkah. Sepertinya Dewi
melihat perubahan sikapku.
“Rick..! Balikin badan Kamu.., biar Aku pijit juga
bagian depannya.” katanya lembut.
Aku agak ragu juga, pasalnya aku takut
kemaluanku yang sudah tegang takut kelihatan,
ditambah nafasku yang sudah tidak beraturan.
Tetapi akhirnya kubalikkan juga badanku.
Kemudian Dewi menduduki badanku. Kaget juga
aku melihat dia, karena posisi dia sekarang
menduduki badanku, pantatnya tepat di atas
kemaluanku. Aku pura-pura meram saja, sambil
kadang-kadang memicingkan mataku, jadi salah
tingkah aku pada waktu itu.
Seksi juga ni orang, atau karena pikiranku yang
sudah dirasuki nafsu birahi, batinku berkecamuk.
Aku mulai berpikir, apa yang harus kulakukan.
Tangan Dewi dengan begiru halusnya
mengusap-ngusap dadaku yang kadang-kadang
dia cubit puting susuku, aku malah
menggelinjang kegelian, pikiranku sudah gelap
oleh nafsu. Dengan agak ragu kupegang kedua
telapak tangannya yang sedang memijat
dadaku.”Kenapa Rick..?” tanya Dewi sambil
tersenyum.Aku tidak menjawab pertanyaannya,
kemudian kucium telapak tangannya, lalu kutarik
tangannya yang mana otomatis badannya
mengikuti, sehingga badannya jadi
agak terdorong ke depan.
Wajahku dengan wajahnya dekat sekali, sampai
nafasnya menerpa wajahku. Lalu kupegang
kedua pipinya, dengan perlahan kudekatkan
wajahnya ke wajahku, lalu kucium bibirnya
dengan lembut. Kemudian kujulurkan lidahku
menelusuri rongga mulutnya. Dewi agak
melenguh, lalu Dewi mulai membalas ciumanku,
lama-lama ciuman kami makin lama makin buas
saja, nafas kami sudah tidakberaturan. Sambil
tetapi berciuman, tanganku turun ke bawah, lalu
kumasukkan ke bagian
belakangkaosnya, lalu kutarik kaosnya ke atas.
Dewi mengerti akan hal ini, kemudian dia
tegakkan badannya, lalu dia buka sendiri t-
shirtnya, lalu dengan sambil tersenyum dia buka
sendiri BH-nya.
Setelah terbuka, yang kusaksikan adalah
sepasang dua bukit yang kembar, walaupun
tidak terlalu besar tetapi kencang sekali, dengan
putting yang sangat menantang. Dengan posisi
Dewi masih di atas perutku, aku segera bangkit.
Kulumat putingnya silih berganti, Dewi
melenguh tanda menikmatinya.”Ooohhh Erick..,
sshhh..,” desahnya sambil mendongakkan
kepalanya ke belakang, dengan tangan melingkar
di leherku.Aku semakin bernafsu, lalu
kurebahkan badannya, kemudian kulumat
bibirnya, lalu kulumat telingakirinyan. Kemudian
aku turun menelusuri lehernya, kulumat putting
susunya yang tampak menawan, kadang aku
meremas kedua bukit yang indah itu. Puas
dengan itu lumatanku mulai turun ke bawah, aku
jilat pusarnya, kedua
tanganku mulai turun ke pangkal pahanya.
Dengan posisi masih menjilati pusarnya,
tanganku membuka celana pendeknya, lalu
kuturunkan ke bawah. Secara naluriah dia ikut
membantu menurunkan pula, maka tingal celana
dalamnya yang berwarna putih bersih yang
masih menghinggapi tubuhnya. Lalu kucium
kemaluannya yang masih ditutupi CD-nya, dia
melenguh hebat, kemudian kubuka CD-nya. Aku
beralih menjilati bibir kemaluannya. Dengan
bantuan kedua jariku, kusibakkan bibir
kemaluannya itu, maka tampakbagian dalam
yang berwarna merah muda, dengan dihiasi klit-
nya yang sudah membengkak.
Mungkin ini untuk yang kedua kalinya aku
menjilati kemaluan perempuan. Ini yang kusuka
dari kemaluan Dewi, tidak berbau, mungkin tadi
dia waktu mandi membersihkannnya dengan
sabun khusus.Lalu kujulurkan lidahku ke bagian
klit-nya, kugoyang-goyangkan
lidahku.”Aaahhh.., Rickkk.., enak sekali
Saayaang..!” jeritnya sambil kedua tangannya
menjambak rambutku.
Pedas juga rambutku. Aku masih saja asyik
memainkan lidahku. Kadang sekali-sekali kugigit
bibir kemaluannya. Tidak berapa lama, tubuh
Dewi mengejang, kepalaku makin ditekan oleh
tangannya ke dalam
kemaluannya.”Eeerriiccckkk.., aakkhhh.., nikmat
sekali Sayang..!” katanya sambil memejamkan
matanya, tandamerasakan kenikmatan yang
tiada taranya.
Aku masih saja asyik melumat habis
kemaluannya yang merah merekah.”Udahhh
Rick.., udah dulu Sayang..!” katanya sambil
menarik kepalaku ke atas, kemudian dia cium
bibirku dengan ganas sekali.Lalu tubuhku dia
balikkan, dia berada di atasku sekarang. Dia
condongkan badannya, kemudiandia mencium
kembali bibirku, lalu mencium leherku. Dia
tegakkan badannya, dan dia geser sedikitke
bawah. Sambil tersenyum dia lalu membuka
celana panjangku, kemudian dia buka celana
dalamku, maka mencuatlah adikku yang dari tadi
sudah tegak bagai tugu monas. Dengan lembut
dia mengusap batang kemaluanku, jempolnya
mengusap kepala kemaluanku.
“Aaakkhhh..,” aku hanya bisa mendesah
kenikmatan.Perlahan dia tundukkan kepalanya,
lalu mulai menjilati kepala kemaluanku, kemudian
dia masukkan batang kejantananku ke mulutnya.
Dia hisap dengan lembut. Aku hanya bisa
merasakan kenikmatan yang diberikan oleh
permainan mulut Dewi.
“Aakkhhh Wi.., terus Wi..! Enak sekali Sayang..!”
erangku.Mungkin karena dari tadi aku sudah
menahan nafsuku, akhirnya aku tidak kuat juga
menahannya.”Wi.., Aku mo keluar Wie..,”
erangku.Dewi cuek saja, dia malah
mempercepat frekwensi hisapannya ke batang
kemaluanku, yangpada akhirnya, “Aaakkhhh..,”
bersamaan dengan itu menyeburlah cairan
spermaku ke mulutnya.
Keliatannya Dewi agak kaget juga, tetapi dia lalu
menelan semua spermaku sampai habis. Aku
hanya mengerang kenikmatan. Setelah cairanku
habis ditelannya, kemudian Dewi lepaskan
batang kejantananku dari mulutnya, dia
tersenyum melihat senjataku masih berdiri,
walaupun sudah mengeluarkan laharnya.
Dengan tersenyum menahan birahi, dia
mendekati wajahku. lalu mencium bibirku.
Dengan posisi masih di atas, tangannya
kemudian memegang batang kemaluanku, lalu
dibimbingnya ke lubang senggamanya. Dengan
sekali sentakan, batangku sudah masuk
seluruhnya.
“Uuuhhh.., sshhhh..!” Dewi melenguh
kenikmatan sambil memejamkan matanya,
rambutnya tergerai, kepalanya diangkat
mendongkak ke belakang.Diangkatnya pantatnya
perlahan, lalu diturunkannya perlahan. Aku
membantunya dengan batang kemaluanku.
Makin lama gerakan Dewi semakin cepat, aku
juga semakin keras menekan batang
kemaluanku, tangaku menelusuri tubuhnya yang
sudah penuh dengan keringat. Kadang kuremas
kedua bukit kembarnya, sekali-kali aku pelintir
kedua puttingnya. Dewi terus saja
menggelinjangkan tubuhnya, kulihat Dewi
meram melek juga dalam malakukan
gerakannya itu.
“Ooohhh.., Eerricckk..! Enak sekali Rick..,
ssshhh..,” Dewi mendesis seperti ular.
“Kamu cantik sekali Wi.., Aku sayang Kamu..!”
kataku sambil menarik kepalanya untuk
mendekati wajahku.Lalu kucium bibirnya. Akibat
gerakan-gerakan yang dilakukan Dewi, akhirnya
aku tidak kuat juga.”Aaahhh.., Wi, Aku hampir
keluar Sayangg..!” kataku.”Ssshhh.., aahh..,
Aaaakuu juga Rick.., bentar lagi.., aakhh.. terus
Sayanng.., terusss..!” ucap Dewi sambil terbata
bata menahan nafsu.
Makin kupercepat tempo gerakanku, yang pada
akhirnya aku sudah tidak kuat lagi. Kurangkul
tubuhnya erat-erat, tampaknya Dewi juga sudah
pada klimaksnya, yang akhirnya.”Aaahhh..,
aakkhhh..,” kami keluar bersamaan disertai
desahan yang panjang.Kupeluk tubuh Dewi
dengan erat, begitu juga dengan Dewi sambil
menikmati sensasi-sensai yang tidak bisa
dibayangkan. Kemudian dengan posisi aku
masih duduk di kasur dan Dewi di atasnya, kami
berciuman kembali. Lama sekali sambil
mengatakan kata-kata indah.”Terima kasih Wi..,
Aku sayang Kamu..!” kataku sambil mencium
keningnya.”Aku sayang Kamu juga Rick..!” kata
Dewi, yang kemudian kami berciuman
kembali.Lalu kurebahkan badanku dengan
batang kemaluanku masih menancap di liang
senggamanya, akhirnya kami berdua tertidur
lelap sekali.
Esok harinya baru kupulang, tapi sebelumnya
aku antarkan dulu Dewi ke tempat kerjanya
sambilmemeberikan nomor teleponku. Kalau-
kalau dia butuh aku, tinggal menghubungi saja.
Sesudah mengantar Dewi, aku langsung pulang,
lalu pergi ke kantor yang mana sudah tentu aku
pasti kesiangan, dan kerjaanku yang belum
beres.


Adult | GO HOME | Exit
1/828
U-ON

inc Powered by Xtgem.com